Rabu, 30 Maret 2011

Mampukah anda, hai para suami............... ?

Menjadi seorang bawahan, mau tidak mau kita harus tunduk mutlak kepada atasan kita. Sikap penundukan diri inilah yang dituntut dari kita apabila kita menjadi seorang bawahan. 

Ibr. 13:17 Taatilah pemimpin-pemimpinmu dan tunduklah kepada mereka, sebab mereka berjaga-jaga atas jiwamu, sebagai orang-orang yang harus bertanggung jawab atasnya. Dengan jalan itu mereka akan melakukannya dengan gembira, bukan dengan keluh kesah, sebab hal itu tidak akan membawa keuntungan bagimu.

1Ptr. 2:18 Hai kamu, hamba-hamba,
tunduklah dengan penuh ketakutan kepada tuanmu, bukan saja kepada yang baik dan peramah, tetapi juga kepada yang bengis.


Dilihat dari kacamata seorang bawahan, hal ini tidaklah terlalu susah. Yang menjadi problema sekarang adalah dilihat dari kacamata seorang atasan.

Apakah ketika menjadi seorang atasan, itu berarti kita tidak lagi memiliki sikap penundukan diri ?

Apakah ketika menjadi seorang atasan, itu berarti kita boleh bertindak semena - mena dan semaunya ?

Apakah ketika menjadi seorang atasan itu berarti kitalah sekarang yang paling berkuasa ?

Alkitab mengajarkan tidak. Seorang atasan tetap harus memiliki sikap penundukan diri. Kepada siapa ?

Tentu saja kepada Allah.

Mari kita lihat kisah raja Daud :

2 Samuel 12 : 1 - 14

Kisah di dalam ayat - ayat di atas adalah teguran nabi Natan kepada Raja Daud atas perbuatannya ketika Raja Daud melakukan dosa dengan Batsyeba, dan akhirnya membunuh Uria suami Batsyeba.

Teguran nabi Natan kepada Raja Daud :

12:7 Kemudian berkatalah Natan kepada Daud: "Engkaulah orang itu! Beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Akulah yang mengurapi engkau menjadi raja atas Israel dan Akulah yang melepaskan engkau dari tangan Saul.

12:8 Telah Kuberikan isi rumah tuanmu kepadamu, dan isteri-isteri tuanmu ke dalam pangkuanmu. Aku telah memberikan kepadamu kaum Israel dan Yehuda; dan seandainya itu belum cukup, tentu Kutambah lagi ini dan itu kepadamu.

12:9 Mengapa engkau menghina TUHAN dengan melakukan apa yang jahat di mata-Nya? Uria, orang Het itu, kaubiarkan ditewaskan dengan pedang; isterinya kauambil menjadi isterimu, dan dia sendiri telah kaubiarkan dibunuh oleh pedang bani Amon.

12:10 Oleh sebab itu, pedang tidak akan menyingkir dari keturunanmu sampai selamanya, karena engkau telah menghina Aku dan mengambil isteri Uria, orang Het itu, untuk menjadi isterimu.

12:11 Beginilah firman TUHAN: Bahwasanya malapetaka akan Kutimpakan ke atasmu yang datang dari kaum keluargamu sendiri. Aku akan mengambil isteri-isterimu di depan matamu dan memberikannya kepada orang lain; orang itu akan tidur dengan isteri-isterimu di siang hari.

12:12 Sebab engkau telah melakukannya secara tersembunyi, tetapi Aku akan melakukan hal itu di depan seluruh Israel secara terang-terangan."


Apakah Raja Daud marah karena ditegur oleh Nabi Natan ?

Tidak. Raja Daud tidak marah. Tetapi Dia menundukkan diri terhadap teguran itu. Dan dia tidak memberikan alasan sama sekali. Karena Raja Daud menganggap bahwa itu adalah teguran Tuhan kepadanya.

12:13 Lalu berkatalah Daud kepada Natan: "Aku sudah berdosa kepada TUHAN." Dan Natan berkata kepada Daud: "TUHAN telah menjauhkan dosamu itu: engkau tidak akan mati.

Apa yang dapat kita ambil dari kisah di atas ?

Natan adalah seorang nabi. Apakah dia memilki kekuasaan lebih tinggi dari Raja Daud ?

Tidak.

Dalam hal ini Nabi Natan adalah seorang bawahan. Dan Raja Daud-lah yang berkuasa pada saat itu.

1Ptr. 2:13 Tunduklah, karena Allah, kepada semua lembaga manusia, baik kepada raja sebagai pemegang kekuasaan yang tertinggi,

Raja Daud bisa saja marah. Dan mungkin juga bisa tidak terima atas semua yang dikatakan oleh Nabi Natan. Dengan kata lain, bisa saja Raja Daud membela diri dan tidak mau disalahkan.

Coba kita bandingkan dengan kisah Raja Saul ketika Nabi Samuel menegur Raja Saul mengenai perintah Tuhan. Saul memberikan alasan pembelaan diri.

1 Samuel 15

15:2 Beginilah firman TUHAN semesta alam: Aku akan membalas apa yang dilakukan orang Amalek kepada orang Israel, karena orang Amalek menghalang-halangi mereka, ketika orang Israel pergi dari Mesir.

15:3 Jadi pergilah sekarang, kalahkanlah orang Amalek, tumpaslah segala yang ada padanya, dan janganlah ada belas kasihan kepadanya. Bunuhlah semuanya, laki-laki maupun perempuan, kanak-kanak maupun anak-anak yang menyusu, lembu maupun domba, unta maupun keledai."

15:7 Lalu Saul memukul kalah orang Amalek mulai dari Hawila sampai ke Syur, yang di sebelah timur Mesir.

15:8 Agag, raja orang Amalek, ditangkapnya hidup-hidup, tetapi segenap rakyatnya ditumpasnya dengan mata pedang.

15:9 Tetapi Saul dan rakyat itu menyelamatkan Agag dan kambing domba dan lembu-lembu yang terbaik dan tambun, pula anak domba dan segala yang berharga: tidak mau mereka menumpas semuanya itu. Tetapi segala hewan yang tidak berharga dan yang buruk, itulah yang ditumpas mereka.


Saul tidak melaksanakan perintah Tuhan. Karena itu Nabi Samuel menegur Raja Saul :

15:19 Mengapa engkau tidak mendengarkan suara TUHAN? Mengapa engkau mengambil jarahan dan melakukan apa yang jahat di mata TUHAN?"

Raja Saul membela diri

15:20 Lalu kata Saul kepada Samuel: "Aku memang mendengarkan suara TUHAN dan mengikuti jalan yang telah disuruh TUHAN kepadaku dan aku membawa Agag, raja orang Amalek, tetapi orang Amalek itu sendiri telah kutumpas.

15:21 Tetapi rakyat mengambil dari jarahan itu kambing domba dan lembu-lembu yang terbaik dari yang dikhususkan untuk ditumpas itu, untuk mempersembahkan korban kepada TUHAN, Allahmu, di Gilgal."


Samuel menegur lagi Raja Saul

15:22 Tetapi jawab Samuel: "Apakah TUHAN itu berkenan kepada korban bakaran dan korban sembelihan sama seperti kepada mendengarkan suara TUHAN? Sesungguhnya, mendengarkan lebih baik dari pada korban sembelihan, memperhatikan lebih baik dari pada lemak domba-domba jantan.

15:23 Sebab pendurhakaan adalah sama seperti dosa bertenung dan kedegilan adalah sama seperti menyembah berhala dan terafim. Karena engkau telah menolak firman TUHAN, maka Ia telah menolak engkau sebagai raja."


Raja Saul memberikan alasan pembelaan diri

15:24. Berkatalah Saul kepada Samuel: "Aku telah berdosa, sebab telah kulangkahi titah TUHAN dan perkataanmu; tetapi aku takut kepada rakyat, karena itu aku mengabulkan permintaan mereka.

Inilah bedanya antara Raja Saul dan Raja Daud.

Raja Saul tidak mau menundukkan diri ketika Nabi Samuel menegur dia. Tetapi Raja Daud mau menundukkan diri ketika Nabi Natan menegur dia.

Sikap Raja Daud adalah sikap seorang atasan yang mau menundukkan diri ketika dia salah. Walaupun yang menegurnya adalah seorang bawahan.

Mampukah kita bersikap seperti Raja Daud ketika menjadi seorang atasan ?

Hai suami - suami. Ketahuilah bahwa dirimu didalam keluarga adalah seorang atasan. Seorang pemimpin. Seorang yang berkuasa di dalam rumah tanggamu.

Hai istri - istri. Ketahuilah bahwa dirimu di dalam keluarga adalah seorang bawahan. Seorang yang harus tunduk kepada atasanmu. Kepada pemimpinmu. Yaitu suamimu.

Kol. 3:18 Hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu, sebagaimana seharusnya di dalam Tuhan.

Tujuan blog ini ditulis kepada suami - suami yang sedang jatuh di dalam dosa.

Ketika bawahanmu ( istri dan anak - anakmu ) menegur anda, adakah sikap penundukan diri di dalam diri anda ?

Ataukah anda hanya memandang mereka hanyalah seorang bawahan yang tidak ada apa - apanya ?

Ingat, ada 2 pilihan di dalam hidup anda. Berlaku seperti Raja Saul, atau berlaku seperti Raja Daud.

Ketika Raja Saul melakukan dosa, dia memandang enteng teguran dari seorang bawahan. tetapi berbeda dengan Raja Daud. Walaupun teguran itu dari seorang bawahan, dia menghormatinya sebagai teguran Tuhan kepadanya.

Bersyukurlah anda hai para suami yang saat ini sedang jatuh di dalam dosa. Bawahan anda ( istri dan anak - anak ) anda masih mau menegur anda. Dan lihatlah isi teguran itu sebagai teguran Tuhan kepada anda. Bertobatlah.

Mampukah anda hai para suami yang sedang jatuh dalam dosa ?

Milikilah sikap penundukkan diri, walaupun saat ini anda adalah seorang atasan. Seorang pemimpin. Penundukkan diri tentu saja ditujukan kepada Allah

Yak. 4:7 Karena itu tunduklah kepada Allah, dan lawanlah Iblis, maka ia akan lari dari padamu!

GBU

Tidak ada komentar:

Posting Komentar