Senin, 11 April 2011

Iman kita bukanlah iman yang meniadakan akal

Jangan pernah salah mengerti tentang iman yang ada pada kita.

Iman yang ada pada kita bukanlah iman yang meniadakan akal kita.

Kita sudah terdoktrin mulai dari kecil bahwa orang yang beriman adalah orang yang mengandalkan kekuatan Tuhan sepenuhnya. Bukan kekuatan manusia. Doktrin di atas benar. Namun terkadang praktek atau penerapannya salah.

Ketika kita sakit,  kita beriman akan sembuh. Kita mengandalkan kekuatan Tuhan sepenuhnya untuk menyembuhkan kita. Tidak boleh pergi ke dokter. Tidak boleh makan obat. Pokoknya beriman. Yakin bahwa Tuhan pasti akan menyembuhkan. Banyakin doa...doa....dan doa....Tiba - tiba Wuuuuzzzzzzzz.... langsung sembuh. Karena yang ada dipikiran kita, makan obat atau pergi ke dokter adalah tindakan yang tidak beriman. Makan obat ataupun pergi ke dokter adalah tindakan yang mengandalkan kekuatan manusia.

Ketika kita masih jomblo, kita beriman bahwa kita akan mendapatkan jodoh dari Tuhan. Kita yakin ...yakin dan yakin. Doa...doa...dan doa. Maunya  si doi datang secara tiba - tiba di depan kita, dan kenalan. Cocok akhirnya menikah. Pokoknya ga boleh minta dikenalin ama teman, ga boleh nyoba telfon, sms, chat apalagi facebookan. Karena semua itu adalah tindakan yang mengandalkan kekuatan sendiri / manusia.

Ketika mulai membuka toko baru, kita beriman bahwa tokonya akan laris manis. Yakin....yakin...dan yakin. Doa....doa...dan doa. Pokoknya yakin Tuhan akan kirimkan pembeli berbondong - bondong. Ga boleh membaca buku tentang kiat - kiat berbisnis. Ga boleh nanya - nanya pengalaman beberapa teman yang sudah sukses. Kalau sempet itu dilakukan, maka itu namanya mengandalkan kekuatan manusia.
de...el...el.....

Ingat saudaraku......iman kita bukanlah iman yang meniadakan akal.

Ketika Tuhan berjanji bahwa tanah Kanaan adalah tanah perjanjian yang akan diberikan kepada bangsa Israel, Musa tidak ujug - ujug langsung memerintahkan bangsa Israel masuk ke tanah kanaan. Tetapi Musa memerintahkan 12 orang untuk mengintai negeri itu.

Musa tahu di tanah kanaan ada penduduk asli yang menduduki tanah Kanaan itu. Dan bangsa Israel harus mengusir penduduk asli tanah Kanaan itu. Karena itu Musa memerintahkan 12 orang untuk mengintai tanah Kanaan itu.Karena itu haruslah disusun strategi untuk bisa masuk ke Tanah Kanaan itu. Tidak ujug - ujug masuk.....beriman....kan Tuhan sudah menjanjikan....Maka penduduk asli akan diusir Tuhan. Sehingga bangsa Israel bisa masuk tanpa ada usaha apa - apa. Itu namanya konyol.

Walaupun kita ketahui bahwa Musa tidak diijinkan Tuhan untuk masuk ke Tanah kanaan, namun dapat kita lihat bahwa Bangsa Israel memasuki Tanah Kanaan tidak hanya mengandalkan iman saja. tetapi harus disertai dengan perbuatan.

Hal itu ditiru oleh Yosua dengan mengirimkan mata - mata

Yosua 2:1. Yosua bin Nun dengan diam-diam melepas dari Sitim dua orang pengintai, katanya: "Pergilah, amat-amatilah negeri itu dan kota Yerikho." Maka pergilah mereka dan sampailah mereka ke rumah seorang perempuan sundal, yang bernama Rahab, lalu tidur di situ.
 
Di dalam Kitab Yosua kita melihat strategi yang diatur oleh Yosua, dan akhirnya Yosua bisa membawa bangsa Israel masuk ke tanah Kanaan.

Jadi iman tidaklah meniadakan akal.

Yosua beriman. Tapi akalnya juga berfungsi. Sehingga dia bisa mendapatkan keberhasilan.

Seandainya hanya iman saja, maka buat apa Tuhan naruh otak di kepala kita. Seandainya otak ga berguna, mendingan dibuang saja. Bikin berat.

Buat apa Tuhan menyuruh kita cerdik seperti ular ?

Sebenarnya secara tidak langsung Tuhan menyuruh kita menggunakan otak kita. Karena cerdik ada hubungannya dengan otak kita.

GBU

Tidak ada komentar:

Posting Komentar