Minggu, 27 Februari 2011

Tujuan Iman

Di suatu desa yang tenang, hiduplah seorang kakek tua yang bijaksana. Kakek itu semasa mudanya adalah seorang pendekar Kung-fu yang terkenal. Dia tahu bahwa ajalnya sudah semakin dekat. Dia memiliki 2 orang cucu laki - laki yang mempunyai kepribadian yang berbeda.

Si Anto mengikuti jejak kakeknya. Dia adalah seorang yang pemberani dan gemar sekali berlatih kung-fu. Sedangkan si Muhsin adalah seorang yang lebih senang tinggal di rumah dengan berbagai macam kegiatan rumahnya.

Suatu hari si kakek tua ini memanggil ke dua cucunya, dan berkata kepada mereka bahwa tidak lama lagi dia akan meninggal. Sebelum waktu itu tiba, Kakek yang bijaksana itu mewariskan 2 buah pedang pusaka. Kakek bijaksana itu berharap bahwa kedua buah pedang yang dia wariskan itu digunakan sesuai dengan tujuan pedang pusaka itu dibuat. Yaitu untuk membela diri dan melawan kejahatan

Si Anto langsung menangkap arah pembicaraan itu. Dia berfikir bahwa pedang itu akan dia gunakan untuk berlatih kung-fu, bahkan untuk meningkatkan kemampuan kung-fu nya. Sedangkan si Muhsin berfikir kenapa si kakek menyuruh menggunakan pedang itu sesuai tujuan pedang itu dibuat ? toh pedang itu juga bisa digunakan buat yang lain??? Atau dengan kata lain si Muhsin mau tidak mau harus berlatih kung-fu...."Uh....cape deeeehhhh......" pikir si Muhsin

Muhsin sebenarnya tahu bahwa kakeknya lebih senang kepada si Anto. Karena selain pemberani, juga mengikuti jejak kakeknya yaitu senang kung-fu. Si kakek sebenarnya sudah sering menasihati si Muhsin untuk berlatih kung-fu. Tetapi karena si Muhsin malas, akhirnya dia memutuskan untuk tidak berlatih kung-fu.

Sempat terbersit di pikiran Muhsin, kenapa si kakek mewariskan pedang pusaka ? bukan yang lain ?....Tapi biarlah....

Beberapa kemudian meninggallah sang kakek.

Sesuai dengan pesan terakhir si kakek, Anto melaksanakan semua perintah kakeknya. Berlatih....berlatih...dan berlatih kung-fu dengan pedang pusaka warisan kakeknya.

Sedangkan si Muhsin....menggunakan pedang yang diwariskan kakeknya untuk pekerjaan rumah. Lebih tepatnya lagi untuk pekerjaan dapur. Memotong bawang, mengiris kentang dan berbagai macam pekerjaan dapur lainnya.

Suatu ketika desa yang mereka tinggali diserang sekumpulan perampok besar. Perampok perampok yang ganas. Karena selain merampok, juga melukai dan membunuh siapapun yang melawan. Termasuk rumah si Anto dan Muhsin menjadi sasaran.

tetapi ketika para perampok akan memasuki rumah si Anto dan Muhsin, mereka mengalami sedikit kesulitan. Kenapa ?

Karena mereka harus berhadapan dengan si Anto yang siap melawan dengan pedang pusaka warisan kakeknya.

Perkelahian hebat pun terjadi. Satu persatu para perampok tumbang disapu pedang pusaka si Anto.

Ditengah - tengah perkelahian yang hebat itu, ada salah satu perampok yang berhasil masuk ke dalam rumah. Di dalam rumah dia mendapati Muhsin yang tengah ketakutan sedang memegang pedang pusaka warisan kakeknya. Perampok itu tidak menghiraukan si Muhsin. Dia mulai mengambili semua barang - barang berharga di dalam rumah.

Muhsin tidak tahu harus berbuat apa. Sebenarnya dia bisa menggunakan pedang warisan kakeknya untuk melawan perampok itu. Tetapi karena dia takut dan tidak tahu menggunakannya maka dia diam saja. sampai saat perampok itu tiba dihadapannya.

Ketika bertatapan muka dengan - muka, si Muhsin nekat melawan. Alhasilnya si Muhsin harus terluka parah. Dan pedang pusakanya dirusak oleh perampok itu dengan cara dipatahkan menjadi dua,

Perampok itu hendak melarikan diri dari rumah. Tetapi ketika akan keluar rumah, dia dihadang oleh si Anto. Dengan sekali tebasan, terpenggallah kepala perampok itu.

Hebaaaaat.......si Anto berhasil membunuh semua kawanan perampok itu. Tidak ada satupun dari perampok itu yang hidup. Tidak ada satupun yang luput dari pedang pusakanya.

Si Anto menghampiri si Muhsin. Ternyata si Muhsin telah meninggal dunia Pedang pusaka yang diwariskan padanya telah patah menjadi dua.

Apa mau dikata. Si muhsin tidak menggunakan pedang itu sesuai tujuan pedang itu dibuat. dia tidak bisa membela diri dan melawan para perampok yang ganas itu.

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------

Ketika Allah memberikan kepada kita iman, sudahkah kita menggunakannya sesuai dengan tujuan iman itu sendiri ?

1 Petrus 1 : 9

1:9 karena kamu telah mencapai tujuan imanmu, yaitu keselamatan jiwamu.

Ketika diperhadapkan pada penggunaan iman yang sesuai dengan tujuan iman kita, mau tidak mau Alkitab memperhadapkan pada 2 persoalan :

1. Mat. 17:20

17 : 20 Ia berkata kepada mereka: "Karena kamu kurang percaya. Sebab Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja kamu dapat berkata kepada gunung ini: Pindah dari tempat ini ke sana, --maka gunung ini akan pindah, dan takkan ada yang mustahil bagimu.

2. Luk. 17:6

17 : 6 Jawab Tuhan: "Kalau sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja, kamu dapat berkata kepada pohon ara ini: Terbantunlah engkau dan tertanamlah di dalam laut, dan ia akan taat kepadamu."

Ke dua penggunaan iman. Yaitu Memindahkan gunung dan memindahkan pohon. Manakah dari kedua penggunaan ini yang berkaitan dengan tujuan iman yang telah diberikan Allah kepada kita, yaitu keselamatan jiwa kita ?

Gunung melambangkan masalah. sedangkan pohon melambangkan manusia..

Gunung tidak mampu membunuh kita. Karena gunung adalah benda mati. Tetapi pohon mampu membunuh kita karena dia hidup. Dan pohon adalah gambaran penyesat - penyesat yang membunuh kita dengan ajaran - ajaran sesatnya.


Matius 7 : 15 - 20

7:15 "Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas.

7:16 Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka. Dapatkah orang memetik buah anggur dari semak duri atau buah ara dari rumput duri?

7:17 Demikianlah setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik, sedang pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang tidak baik.

7:18 Tidak mungkin pohon yang baik itu menghasilkan buah yang tidak baik, ataupun pohon yang tidak baik itu menghasilkan buah yang baik.

7:19 Dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api.

7:20 Jadi dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka.


Banyak orang terfokus untuk memindahkan gunung. Menyelesaikan masalah dengan iman. Masalah kesehatan, masalah keuangan , masalah sakit penyakit, masalah....masalah.....dan masalah. Dengan lihai dan cekatan bahkan begitu hebatnya masalah diatasi. Tetapi yang sebenarnya tidak sesuai dengan tujuan iman itu diberikan. Ibarat pedang pusaka di tangan Muhsin.

Tetapi pernahkah kita belajar memindahkan pohon ke dalam laut ?

Memindahkan gunung gampang. Tetapi memindahkan pohon susah. Karena pohon memiliki akar. Dan kita harus mencabut pohon sekaligus akarnya

Pada akhir zaman akan banyak penyesatan. Akan banyak pohon - pohon yang harus dipindahkan ke dalam laut. Apabila kita hanya terfokus pada gunung dan bangga bisa memindahkan gunung, jangan kaget apabila suatu hari nanti tidak bisa memindahkan pohon yang relatif lebih kecil dari gunung.

Iman kita, kita gunakan untuk melawan penyesatan. Itulah yang diingini oleh Allah.

Kalau hanya hebat bisa memindahkan gunung buat apa ?.....

Belajarlah untuk bisa memindahkan pohon sekaligus akarnya.

Belajarlah seperti si Anto yang menggunakan pedang pusakanya sesuai tujuan pedang itu dibuat.

GBU

Tidak ada komentar:

Posting Komentar